Saturday, May 07, 2005

The Legendary Fortran

Ternyata mengingat-ingat masa lalu bisa mengalirkan energi segar yang membantu kita untuk mengapresiasi hidup kita detik ini. Kita tidak akan menjadi diri kita saat ini tanpa rangkaian detik-detik yang telah kita lalui itu. Tentu saja kita tidak mungkin menandai tiap detik tersebut. Kita hanya bisa merangkaikan saat-saat "penting" dalam hidup kita. Salah satunya adalah saat pertama memasuki pendidikan tinggi.

Aku tidak ingat tanggal berapa, hari apa, atau apakah hari itu panas, hujan atau mendung. Aku hanya ingat itu terjadi sekitar pertengahan 1995. Terlalu banyak detil yang terserap diotak hingga tak sanggup untuk disimpan semua. Begitu banyak perasaan yang muncul: excited, anxious, worried, tired, etc. Begitu banyak wajah yang berlalu-lalang dengan problemanya masing-masing. Tapi ada satu wajah yang agak sulit untuk diacuhkan.

Dari jauh sudah tampak senyumnya yang lebar dan "percaya diri". Walaupun belakangan aku tahu ke"percaya-diri"an tadi telah menyesatkan seorang teman lainnya. Setelah bertegur sapa, bertanyalah dia. Pertanyaan yang mengejutkan dan agak mengganggu: "Katanya kalo keterima di Informatika itu harus bisa FORTRAN ya???" Dalam hati aku setengah dongkol tapi juga gak ngerti FORTRAN itu makanan apa (ala Kartolo-an banget ya ;) )

By the way, telah 10 tahun berlalu lho sejak pertanyaan itu dilontarkan. Surprisingly, neither of us can use FORTRAN! Hehehe...

2695 100 010 (bener gak ya?)

CeNolBe ... Sesuatu yang telah mempertemukan kita (Bag.03)

(Bagian III)

Acara penataran telah berlalu. Acara bermandikan keringat dengan para instruktur MenWa yang tampangnya dibikin sok galak juga telah berlalu.

Setelah itu, Bakti Kampus yang digelar secara menyeluruh 1 ITS pun sudah menghadang di depan mata. Pada acara tersebut juga disisipi dengan bakti kampus tingkat fakultas.

Pada saat bakti kampus berlangsung, aku sempat bertemu dengan teman-teman semasa SMA yang merencanakan untuk boikot dengan pelaksanaan acara tersebut. Akhirnya jadilah rumah pak Rektor yang anaknya juga teman SMAku (eh .. maksudnya tetangga-an dengan SMAku) sebagai markas untuk membahas rencana dan taktik. Dari situ aku juga baru tahu kalo rumah itu bertetangga dengan teman baruku yang dari Teknik Industri yang sekarang sudah menemani suaminya di Jakarta.

Boikot yang direncanakan sempat hampir mencapai tujuan yang diinginkan, namun karena ada pihak-pihak yang kurang konsisten, maka sudah dapat ditebak akhir ceritanya. Boikot GaTot, alias Gagal Total !!!

Ujung-ujungnya, bakti kampus tetap harus kita jalani. Beruntung di acara ini aku satu kelompok dengan Meilin, salah satu cewek cantik dari 2 cewek yang terdampar di Teknik Mesin. Selain cantik, dia juga cerdas. Terbukti dengan status Cumlaude yang disandangnya pada saat lulus kuliah. Selama bakti kampus berlangsung, hasilnya sudah dapat di tebak. Saya bukan semakin mengerti tentang tujuan dilaksanakannya bakti kampus, yang sering dipelesetkan sebagai ajang balas dendam kakak-kakak senior, melainkan semakin akrab dengan Meilin.
(Meilin, maaf ya. Saya lupa mengeja namamu.)

Demikian pula ketika bakti kampus sesi Fakultas ku lalui. Aku tidak begitu berminat dengan acara tersebut. Namun lebih berminat dengan beberapa teman dari Teknik Industri yang kebetulan tergabung dalam satu kelompok denganku. Salah satunya, ya tetangganya temanku yang anaknya rektor itu.

Salim Suharis
295 260 0437 - 2695 100 024

Friday, May 06, 2005

? ? ?

Jika kalian tidak terlalu mengenal Jupiter, Pete, dan Bob, maka biarlah ini menjadi kata perkenalan bagi kalian.

Seperti yang telah kuketahui dari teman lamaku Hitch, memperkenalkan Trio Detektif haruslah dimulai dengan Jupiter Jones yang sedikit kelebihan berat badan. Dikenal sebagai Jupe oleh kawan-kawannya, Penyelidik Pertama ini memiliki otak yang logis, hati yang penuh keberanian, dan tekad yang kuat untuk memecahkan teka-teki. Penyelidik Kedua adalah Pete Crenshaw, yang dengan perawakannya yang kekar dan atletis merupakan aset yang sangat penting bagi Trio Detektif. Dan tidak ada biro detektif yang dapat bertahan lama tanpa adanya catatan dan riset yang teratur rapi. Ini adalah bagian Bob Andrews. Bob cekatan dalam bertindak dan dengan fakta. Catatannya yang teliti memungkinkan kita semua untuk menikmati petualangan demi petualangan kelompok detektif muda ini.

Anak-anak itu tinggal di sebuah kota pantai bernama Rocky Beach, California, yang terletak di antara Santa Monica yang penuh bukit dan Hollywood yang gemerlap. Markas mereka adalah sebuah karavan rusak sepanjang sepuluh meter, yang mereka sembunyikan di antara tumpukan rongsokan di pangkalan barang bekas yang dikenal sebagai Jones Salvage Yard -- dimiliki dan dioperasikan oleh paman dan bibi Jupe: Titus dan Mathilda Jones.

Semboyan mereka adalah "Kami menyelidiki Apa Saja".

Salim Suharis
295 260 0437 - 2695 100 024

CeNolBe ... Sesuatu yang telah mempertemukan kita (Bag.02)

(Bagian II)

Penataran, seperti biasanya. Sebuah acara rutin yang harus kita jalani ketika menjabat orang baru di lingkungan tertentu. Acara yang sudah kujalani sejak SMP, SMA (dulu namanya masih SMA blum berubah menjadi SMU), dan kini harus bertemu lagi saat aku telah menjadi MaBa.

Bergabung dengan kelompok Bangsa Dua, aku membiarkan acara demi acara berlalu begitu saja. Teman baru, teman lama yang ketemu lagi, pemimpin doa (sekarang sudah menjadi dosen di kampusku), serta mbak Isnaini yang memimpin menyanyi lebih mampu mencuri perhatianku.

Selain acaranya yang kurang menarik, tidak ada yang dapat aku ceritakan lagi tentang penataran. Tentu saja karena tidak ada event yang bisa mengendap dalam ingatanku untuk bisa aku ceritakan di sini.

Tapi setidaknya, dengan berlalunya penataran ini, ada hal positif yang bisa kurasakan. Sudah lebih dari 30 anak Informatika dan lebih dari 15 anak Teknik Industri telah menjadi teman baruku.

Salim Suharis
295 260 0437 - 2695 100 024

CeNolBe ... Sesuatu yang telah mempertemukan kita (Bag.01)

(Bagian I)

Tahun 1995, tahun ini merupakan sebuah makna tersendiri dalam hidupku. Karena pada pertengahan tahun ini aku telah menyandang status "MAHASISWA". Sebuah status yang sangat aku impi-impikan semenjak lama. Bahkan mungkin semenjak masih bercelana pendek berwarna biru.
Setelah ujian masuk perguruan tinggi yang aku lalui dengan berbagai macam kejadian lucu dan menyebalkan, mulai dari bangun kesiangan karena malamnya bermain karambol, berangkat kebanjiran, hingga ketiduran ketika mengerjakan soal-soal yang disodorkan, maka aku berharap-harap cemas agar prediksiku tidak meleset. Ya benar, prediksi untuk diterima di salah satu jurusan yang kata orang-orang adalah salah satu jurusan favorit di Indonesia.
Dan pada kenyataannya prediksiku memang tidak meleset, walau harus diwarnai dengan kekhawatiran orang tua karena pada hari pengumuman aku sedang melancong ke Jakarta, sementara kartu tanda pesertaku yang mencantumkan nomor ujianku tersimpan di laci meja belajar, yang kuncinya terselip dalam dompetku, yang akhirnya membuat orang tua dan seisi rumah memelototi baris demi baris koran pengumuman siapa saja yang lulus ujian.
Hari baru mulai aku lalui ketika mulai datang ke area ITS dengan status calon mahasiswa. Orang pertama yang aku temui adalah ......"Katanya kalo keterima di Informatika itu harus bisa fortran ya ???"orang ini adalah orang yang hingga kini enggan menyandang gelar lulusan kampusku tercinta, namun tetap bangga untuk hadir sebagai salah satu bagian dari keluarga besar yang nantinya akan diberi label C0B atau biar keren saya beri nama CeNolBe, dan karena saking kerennya, ternyata beberapa angkatan dibawahku juga memberi label dengan pola yang sama dengan itu, CeNolDe misalnya untuk angkatan yang masuk dua tahun setelahku.
Hari kedua makin parah, karena aku berhasil membuat susah seseorang yang akhirnya memiliki nomor NRP selisih satu angka denganku, yang akhirnya juga menikah dengan temanku lainnya. Pada hari itu, aku belum tahu mana itu yang namanya Gebang. Bahkan aku tidak tahu Gebang itu nama kawasan atau nama makanan. Dengan PeDe-nya aku menunjuk arah di peta yang ternyata adalah kawasan Mulyosari. Maklum bakat sok tahuku memang sudah terasah sejak dahulu kala.

Hari-hari berikutnya ..... penataran, bakti kampus, dan FORMAT

Salim Suharis
295 260 0437 - 2695 100 024