Thursday, October 12, 2006

Sidang Kabinet C-OB Soal Terorisme

Hari ini Yth. Perdana Menteri C-0B, Ken Sudito memimpin sidang kabinet terbatas bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional untuk membahas masalah kondisi Panik Nasional. Kita mungkin sedikit aneh mendengar istilah Panik Nasional. Sebenarnya hal ini hanya masalah bahasa saja, di negara kita Panik Nasional sering diartikan sebagai Darurat Nasional.

Inisiatif rapat Panik Nasional datang dari Yth. Minister of Intip & Curiga Nasional, Abdoel Malik yang melaporkan kepada PM bahwa kondisi keamanan sudah sangat mencemaskan karena ditengarai bahwa saat ini terorisme sedang menjamur di seluruh dunia. Minister of Intip & Curiga Nasional mulai berbicara, “Yth. Pak Perdana Menteri, saya ingin mengusulkan sebuah UU Panik Nasional yang harus segera ditindaklanjuti dengan langkah nyata di lapangan untuk mencegah merebaknya terorisme. Ini sebagai langkah dini agar negara kita tidak menjadi sasaran maupun sarang terorisme.”

Kemudian Yth. Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional menyahut, “Saya estimasi lebih baik bila Yth. Minister of Intip & Curiga Nasional mengemukakan dulu rencananya dalam mengambil tindakan agar tidak berdampak pada pasar dan satu hal lagi, alasan dan tindakannya harus ilmiah, terima kasih”.

Busetttttt, saking ilmiahnya dia tidak mau memakai kata “Saya kira”, hihihi..... malah pake kata “Saya estimasi”, gumam Minister of Ngguyu Eperyday.

“Usulan saya begini”, Minister of Intip & Curiga Nasional menjelaskan, “Kita perlu memantau tiap jengkal tempat di negara ini, terutama perkotaan dan obyek-obyek vital negara dengan memasang alat perekam suara dan kamera sehingga semua indikasi terorisme dapat kita curigai sedari dini, terima kasih”.

“Wah, bagus banget nih usulannya”, jawab Minister of Never Laugh At No Funny Stuff, Jendral Rony Bintoro, S.Kom, “Aku sekalian usul, gimana kalo semua toilet juga dipasangin kamera terutama yang ada di hotel-hotel berbintang ?”

Mendengar usulan Minister of Never Laugh At No Funny Stuff, Mnason sebagai Minister of Tek’n Eperywhere langsung angkat bicara, “Usulan pak Menteri kelewatan, entar inyong yang susah tek’in tempatnya. Rika mah enak bae bisa bisnisin video hidden camera tapi entar inyong yang bakal kena getahnya”.

“Bener kata pak Menteri Tek’n, tapi alasannya tidak ilmiah. Yang jelas kalo sampek semua tempat dipasangin kamera maka pasar akan menjadi lesu karena semua orang jadi was-was”, jawab Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional, “Saya punya data statistik yang menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara rasa was-was dan kelesuan pasar, silahkan dipelajari”. Kemudian Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional menampilkan data slide hasil penelitian sebuah lembaga independen dunia. Setelah itu dia melanjutkan, “Coba anda perhatikan, data statistik ini dimulai dari tahun 1.600 sampai dengan tahun 2.004, data tersebut menunjukkan bahwa ada penurunan pasar yang signifikan ketika rasa was-was trend-nya meningkat positif”.

“Weleh.......... emangnya siapa yang udah kenal dengan riset statistik tahun 1.600..?!? ”, sela Minister of Ngguyu Eperyday.
“V.O.C kaleeeee........... ”, komentar Minister of Never Laugh At No Funny Stuff.

“Saya juga menolak”, tambah Minister of Anywhere & Eperywhere, Salim Suharis, “Karena rakyat yang punya mobilitas tinggi dan sering berpindah-pindah tempat seperti saya akan kesulitan, apalagi kalo kencing trus di kamera. Contohnya waktu main Bola Sodok di Kuningan kemarin, saya sempat was-was waktu kencing di toilet”.

Wkekekekekek....................... Minister of Ngguyu Eperyday tertawa, “Awas bokongmu mlebu kamera Lim !”

“Hei ! Mulut siapa itu !”, bentak Minister of Never Talks of No Avail keras sekali dan seketika itu juga semua terdiam sejuta bahasa.

“Masya Allah.....”, Minister of Imam Mahdi menimpali, “Antum semua kok ngomong hal yang sia-sia, Masya Allah..... Lebih baik kita beribadah saja”

“Maaf saya keberatan dengan pernyataan Minister of Ngguyu Eperyday”, protes Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional, “Kalo anda komentar harus ilmiah, jangan sembarangan. Kalo anda nggak ngerti statistik tolong belajar lagi. Biar anda ngerti apa yang disebut korelasi, variant, co-variant, mean, median, modus, standard of deviation, de el el.....”

Tiba-tiba saja Minister of Intip & Curiga Nasional menginterupsi, “Sidang kabinet yang saya hormati, saya baru menerima sebuah fax dari departemen saya bahwa satu jam lagi istana negara akan dibom teroris.”

“Waduh macam mana istana dibom, teroris itu nggak tau apa kalo kita lagi sidang”, komentar Minister of Never Laugh At No Funny Stuff.

“Sudah.. sudah.. lebih baik kita membahas masalah ancaman bom ini”, kata Minister of Ngguyu Eperyday.

“Masalah ancaman bom ini masih sebatas hipotesis, jadi kita belum bisa mengambil tindakan”, komentar Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional.

“Busettttt.......... benar-benar ilmiah, sampek pake istilah hipotesis segala, pake kata dugaan ato isu aja kan lebih enak didengar”, komentar Minister of Ngguyu Eperyday, “Maksudnya apa pak Menteri ?!?”

“Maksudnya kita harus buktikan kebenarannya dulu. Semua harus dilandaskan pada kebenaran ilmiah. Kita harus uji dulu hipotesis ini apakah bener ada bom apa nggak. Saya sudah siapkan uji T-Test, sekarang tinggal kita ambil sampel acaknya atau random sampling”.

$#^&(___)(&^%^%$%^$&^%^^%$^^.........!!!!............ Semua pada komentar dan ngomel-ngomel, sedangkan Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional melakukan pengambilan data sampel secara acak di dalam gedung. Satu jam kemudian tiba-tiba gedung meledak sedangkan pak Minister of Pasar Bebas & Ngomong Ilmiah Nasional masih berada di dalam gedung.

No comments: